Langsung ke konten utama

Kisah Syaidina Hasan ra


Kisah Tragis Hasan bin Ali; Diracun Istri yang Berkhianat dengan Yazid

36939
 
1
Kemuliaan Akhlak Hasan bin Ali; Tidak Pendendam Meskipun Dicaci dan Dihina
Kemuliaan Akhlak Hasan bin Ali; Tidak Pendendam Meskipun Dicaci dan Dihina

BincangSyariah.Com— Hasan bin Ali bin Abi Thalib, adalah cucu tercinta Rasulullah. Ia anak dari putri kandung Rasulullah, Fatimah Az Zahra. Rasulullah sangat menyanyangi cucunya, yakni Hasan dan Husein. Bahkan nama kedua cucunya itu, Baginda ambil langsung dari surga. Belum pernah orang Arab memakai nama itu.

Keterangan ini dapat kita temukan dalam kitab Tārīkh al Khulafā, karya Imam Jalaluddin Suyuthi. Rasulullah sendiri mengaku nama tersebut merupakan nama penghuni surga. Sengaja beliau pilihkan untuk kedua cucunya tersebut. Simak teks dari Imam Suyuthi berikut;

 أخرجه ابن سعد عن عمران بن سليمان، قال: الحسن والحسين اسمان من أسماء أهل الجنة ما سمت العرب بهما في الجاهلية

Artinya; meriwayatkan oleh Sa’ad dari ‘Imran bin Sulaiman, dia berkata: nama Hasan dan Husein adalah dua nama dari nama-nama penghuni surga, dan tidak ada seorang Arab pun yang memakai nama tersebut di zaman Jahiliyyah.

Dari segi perawakan wajah, tubuh, dan sikap, Hasan terbilang mirip dengan Rasulullah. Imam Bukhari meriwayatkan dari Anas dia berkata: “Tidak ada seorang pun yang amat mirip dengan Rasulullah daripada Hasan bin Ali. Di samping itu, Rasulullah sangat mencintai Hasan.

Kecintaan Rasulullah terhadap Hasan dapat kita temukan dalam pelbagai riwayat hadis. Dalam salah satu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim— bersumber dari Bara’—, suatu waktu dia melihat Rasulullah sedang mengasuh Hasan. Kemudian meletakkan Hasan bin Ali di atas pundaknya, seraya berkata;

اللهم إني أحبه فأحبه

Artinya; “Ya Allah, saya mencintainya, maka cintailah dia,”.

Hasan Menjabat Khalifah

Tak bisa dipungkiri, tragedi malang menimpa Ali. Khalifah Khulafaur Rasyidin ke empat itu mati terbunuh. Ia ditusuk Abdurrahman bin Muljam pada tanggal 26 Januari 661 di Masjid Agung Kufah. Pembunuhnya seorang Khawarij. Yang kecewa atas keputusan Ali yang menyerah kekuasaan pada Muawiyah melalui abitrase.

Sepeninggal Ali, Hasan menjabat khilafah setelah ayahnya terbunuh. Dia dibaiat oleh penduduk Kufah. Dia tinggal di Kufah selama enam bulan dan beberapa hari. Imam Jalaluddin Suyuthi dalam Tārīkh al Khulafā, menjelaskan bahwa di masa Hasan berkuasa, Mu’awiyyah datang menemuinya. Ia meminta Hasan menyerahkan tampuk kepemimpinan padanya. Sebab Ia yang berhak memimpin umat Islam.

Dengan lapang dada, Hasan kemudian mengirimkan utusan dan menyerahkan semua kekhilafahan pada Mu’awiyyah. Akan tetapi dengan pelbagai persyaratan.  Kelak ketika ia telah tiada kepemimpinan itu akan diserahkan kembali kepadanya. Di samping itu, Muawiyah jangan menuntut apa pun dari penduduk Madinah, Hijaz dan Irak atas apa yang terjadi pada masa pemerintahan ayahnya. Dan ia juga meminta Muawiyah meminta membayar utang-utangnya.

Ia resmi mengundurkan diri pada bulan Rabiul Awal tahun, tahun 41 Hijrah. Langsung saja, keputusan itu ditentang penduduk Kufah. Para sahabat yang pro padanya, menyayangkan keputusan ceroboh Hasan. Ia dituding sebagai pengkhianat. Juga dicap sebagai orang yang menghinakan kaum muslimin. Imbas dari tindakan menyerahkan kekuasaan pada Muawaiyah bin Abi Sufyan.

Mendapat cemohoan itu Hasan berkata;

لست بمذل المؤمنين، ولكني كرهت أن أقتلكم على الملك

Artinya: Saya bukanlah orang yang menghinakan kaum mukminin, namun saya tidak suka membunuh kalian lantaran berebut kekuasaan.

Kematian Hasan Sebab Diracun Istrinya

Adapun sejarah mencatat Hasan wafat di Madinah. Terjadi perselisihan pendapat tentang waktu kematiannya. Ada yang menyebut pada tahun 49 Hijrah. Ada juga yang menyebutkan pada tanggal 5 Rabiul Awal  tahun 50 Hijrah. Pun ada yang mengatakan tahun 51 Hijrah.

Yang cukup mengangetkan adalah sebab kematian Hasan bin Ali. Jalaluddin Suyuthi mengungkap misteri kematian Hasan sebab diracun. Ia diberikan racun yang mematikan di makanannya. Yang membuat dirinya harus kehilangan nyawa.

Yang memberikan racun pada Hasan adalah seorang perempuan bernama Ja’dah binti Asy’ats bin Qais. Ja’dah binti Asy’ats tak lain merupakan istri Hasan sendiri. Tragis. Kejam. Dan mencengangkan.

Lantas apa motif Ja’dah membunuh Hasan? Dalam kitab Tārīkh al Khulafā, dijelaskan Ja’dah terkena tipu dan rayu Yazid bin Muawiyah. Awalnya, Yazid merayu agar memberikan Hasan racun. Jika Hasan mati, maka Sa’dah akan dijadikan istri oleh Yazid bin Muawiyah.

Terpedaya hasutan Yazid, akhirnya Ja’dah pun tega membunuh suaminya sendiri. Membunuh lelaki yang menyayanginya. Membunuh cucu tercinta Rasulullah. Demikianlah kekejaman Ja’dah—wanita di balik kematian tragis Hasan.

Melihat kakaknya berpenyakit, Husein bin Ali—adik dari Hasan bin Ali—, mendesak saudaranya itu memberitahu pelaku yang tega meracuninya. Namun, Hasan enggan memberitahunya. Ia berkata;

“Allah lebih keras balasannya, jika dugaan ku benar bahwa aku diracun. Jika tidak, demi Allah jangan sampai ada orang yang tidak berdoa ikut terbunuh karena diriku,” kata Hasan pada saudaranya.

Menjelang ajalnya, Hasan berwasiat pada Husein, jika kelak ia meninggal, ingin dikuburkan dengan jenazah kakeknya, Nabi Muhammad. Ia pun telah berbicara dengan Aisyah  binti Abu Bakar (Neneknya). Kabarnya, Aisyah telah menyetujuinya. Namun, bila ada orang yang tak setuju dan menolak wasiatnya, Hasan meminta Husein agar tak melawan.

Ketika telah wafat, Husein menemui Aisyah dan menyampaikan wasiat Ali. Sayang, Gubernur ketika itu, Marwan melarangnya. Penguasa Madinah itu menentang wasiat itu. Ia tak menginginkan Hasan dikuburkan dekat jenazah Rasulullah. Hampir saja terjadi kontak senjata, untungnya Abu Hurairah datang melerai.

Akhirnya, Hasan dikuburkan di Baqi. Bersebelahan dengan kuburan ibundanya, Fatimah bin Muhammad. Itulah akhir riwayat hidup cucu Nabi Muhammad. Kelam. Menyakitkan. Dan penuh duka. Ditipu Muawiyah soal kekhalifahan. Dikhianati istri sendiri. Itulah sisi kelam, sejarah Islam. (Baca: Pembunuhan Imam Husein di Karbala; Jejak Berdarah Politik Islam)

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

WhatsApp Ustaz/Ustazah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Stadion yg mirip rumah hantu

Lebih Mirip Rumah Hantu, Inilah 5 Stadion Klub Indonesia yang Kini Sudah Menemui Ajal boombastis.com Jun 21, 2018 12:04 PM Dimasanya, stadion ini pernah merasakan jaya Setiap klub sepakbola pasti punya impian untuk memiliki stadion sendiri, pun demikian dengan para supporternya. Mendukung tim kesayangan ketika berlaga kandang, terlebih apabila sudah memiliki stadion sendiri,  merupakan salah satu hal yang sangat membanggakan. Apalagi kalau stadionnya dibangun sangat megah dan mahal, tentu bisa menaikkan gengsi klub yang menempati. Namun terkadang, pepatah habis manis sepah dibuang juga berlaku pada klub yang punya stadion bagus. Alih-alih dirawat dengan baik karena sudah dibangunkan, yang ada malah keadaannya tidak lebih dari sebuah sawah lantaran tergenang banjir dan ditumbuhi tanaman liar lalu. Lalu stadion mana sajakah itu? Simak ulasan berikut. Stadion Ludung Mekong Aceh mirip sawah Ludung Mekong Aceh [sumber gambar] Meskipun dana miliaran rupiah sudah dialokasikan un...

Harga daun Pepaya

Tak Terduga, Daun Pepaya Bisa Bikin Kaya Raya owl.opera.com Mar 3, 2018 11:09 AM Daun pepaya, kaya manfaat (foto: dangercancer.com) Coba lihat kanan kiri rumah Anda. Mungkin, di sekitar tempat tinggal Anda, banyak ditemui pohon pepaya. Pepaya ( Carica papaya L. ) memang merupakan tanaman asli Amerika Selatan. Namun pada kenyataannya, pepaya telah lama menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Jadi, tak di desa tak di kota, di negara kita, keberadaan pohon pepaya sudah cukup biasa. Dari pohon pepaya, lazimnya kita mengambil manfaat berupa buahnya yang memang manis dan segar, terlebih jika disantap di siang bolong. Kadang, ada juga yang memanfaatkan daun dan bunga pepaya untuk sayuran. Rasanya sedap bagi yang suka, bagi yang tak biasa, mungkin agak pahit. Serbuk daun pepaya (foto indiaMART.com) Suatu hari saya cukup terkejut, ketika mengetahui bahwa serbuk daun pepaya kering, ternyata dijual dengan harga cukup mahal. Hanya daun pepaya kering berbentuk serbuk saja, murni tan...

Asal muasal logo ular

Digunakan Sejak Zaman Kuno Hingga Sekarang, Inilah Asal Mula Logo Ular di Apotek dan Farmasi grid.id Feb 5, 2018 3:41 PM Ini sejarah Simbol ular di apotek Laporan Wartawan Grid.ID, Afif Khoirul Muttaqin Grid.ID  - Pernahkah kamu mengamati logo di sebuah toko apotik atau tempat yang berhubungan dengan pengobatan dan farmasi? Jika Iya, pasti kamu akan melihat sebuah logo yang menunjukan cangkir dan ular di logo tersebut. Jika dipikir lebih dalam mengapa harus ada gambar ular dalam logo terbut?  Bukankah ular justru beracun? Usut punya usut ternyata beginilah sejarah awal mula logo ini digunakan. Ternyata logo ini sudah muncul sejak zaman kuno seperti Dilansir  Grid.ID  melalui Ancientspages. Dalam situs terbut menjelaskan mengapa ular bisa diguakan menjadi simbol di apotik dan dokter. Dalam sejarah, bermula dari seorang tokoh di Mitos Yunani Asclepius yang dijuluki sebagai dewa pengobatan yang mahir dalam bidang medis. Ini sejarah Simbol ular di apotek I...