Langsung ke konten utama

Hal yang di kecam Allah SWT

Empat Perbuatan Baik yang Dikecam Allah

warta.sumedang.info

Feb 12, 2018 5:16 AM

TIDAK semua perbuatan baik dengan sendirinya menjadi baik. Perbuatan baik terlihat baik dilihat dari dhohirnya (perbuatan luar) saja, akan tetapi dari sisi batin si pelaku tidak ada yang tahu kecuali si pelaku sendiri dan Pemilik nyawanya.

Ada pondasi dasar yang harus menjadi acuan dalam perbuatan baik tersebut, yaitu niat dan keikhlasan.

disaat seseorang memberi sesuatu kepada orang lain yang membutuhkan, maka secara dhohir perbuatan itu ialah baik, namun siapa yang mengetahui motif dari perbuatan itu atau niat si pelaku?

Inilah nilai berat dari sebuah perbuatan baik; tidak semua orang memiliki keinginan berbuat baik, tidak semua orang bisa melaksanakan niat baiknya, terlebih lagi, tidak semua niat baik bisa terlaksana dengan keikhlasan, demi mengharap kerelaan Allah Swt semata.

Alquran menyebutkan, ada perbuatan-perbuatan baik namun Allah Swt sendiri mengecam perbuatan itu dan amal baiknya menjadi tidak berarti.

Pertama, Perbuatan baik yang disertai niat buruk. Seperti ada unsur riya maupun ujub.

“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat. (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya. Orang-orang yang berbuat riya”. QS. Al Maun: 4-7

Kedua, Perbuatan baik namun disertai perbuatan buruk. Seperti sedekah yang disertai dengan senantiasa menyebut-nyebutnya.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan ia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah ia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” QS. Al Baqarah: 264

Ketiga, perbuatan baik yang dilakukan dengan cara yang salah. Seperti orang yang melakukan jihad berperang di jalan Allah namun di bulan-bulan yang diharamkan untuk berperang di dalamnya. Merubah-rubah aturan Allah dengan seenaknya.

“Sesungguhnya mengundur-undurkan bulan haram itu ialah menambah kekafiran. Disesatkan orang-orang yang kafir dengan mengundur-undurkan itu, mereka menghalalkannya pada suatu tahun dan mengharamkannya pada tahun yang lain, agar mereka dapat mempersesuaikan dengan bilangan yang Allah mengharamkannya, maka mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah. (Syaitan) menjadikan mereka memandang perbuatan mereka yang buruk itu. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” QS. At Taubah: 37

Keempat, perbuatan yang berakibat buruk dan pelaku merasa sudah berbuat baik, sedang Alquran sendiri mengecam perbuatan sia-sia mereka.

“Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” QS. Al Kahf: 104  []

Inilah

Related Items:Berita,Terkini


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Stadion yg mirip rumah hantu

Lebih Mirip Rumah Hantu, Inilah 5 Stadion Klub Indonesia yang Kini Sudah Menemui Ajal boombastis.com Jun 21, 2018 12:04 PM Dimasanya, stadion ini pernah merasakan jaya Setiap klub sepakbola pasti punya impian untuk memiliki stadion sendiri, pun demikian dengan para supporternya. Mendukung tim kesayangan ketika berlaga kandang, terlebih apabila sudah memiliki stadion sendiri,  merupakan salah satu hal yang sangat membanggakan. Apalagi kalau stadionnya dibangun sangat megah dan mahal, tentu bisa menaikkan gengsi klub yang menempati. Namun terkadang, pepatah habis manis sepah dibuang juga berlaku pada klub yang punya stadion bagus. Alih-alih dirawat dengan baik karena sudah dibangunkan, yang ada malah keadaannya tidak lebih dari sebuah sawah lantaran tergenang banjir dan ditumbuhi tanaman liar lalu. Lalu stadion mana sajakah itu? Simak ulasan berikut. Stadion Ludung Mekong Aceh mirip sawah Ludung Mekong Aceh [sumber gambar] Meskipun dana miliaran rupiah sudah dialokasikan un...

Harga daun Pepaya

Tak Terduga, Daun Pepaya Bisa Bikin Kaya Raya owl.opera.com Mar 3, 2018 11:09 AM Daun pepaya, kaya manfaat (foto: dangercancer.com) Coba lihat kanan kiri rumah Anda. Mungkin, di sekitar tempat tinggal Anda, banyak ditemui pohon pepaya. Pepaya ( Carica papaya L. ) memang merupakan tanaman asli Amerika Selatan. Namun pada kenyataannya, pepaya telah lama menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Jadi, tak di desa tak di kota, di negara kita, keberadaan pohon pepaya sudah cukup biasa. Dari pohon pepaya, lazimnya kita mengambil manfaat berupa buahnya yang memang manis dan segar, terlebih jika disantap di siang bolong. Kadang, ada juga yang memanfaatkan daun dan bunga pepaya untuk sayuran. Rasanya sedap bagi yang suka, bagi yang tak biasa, mungkin agak pahit. Serbuk daun pepaya (foto indiaMART.com) Suatu hari saya cukup terkejut, ketika mengetahui bahwa serbuk daun pepaya kering, ternyata dijual dengan harga cukup mahal. Hanya daun pepaya kering berbentuk serbuk saja, murni tan...

Asal muasal logo ular

Digunakan Sejak Zaman Kuno Hingga Sekarang, Inilah Asal Mula Logo Ular di Apotek dan Farmasi grid.id Feb 5, 2018 3:41 PM Ini sejarah Simbol ular di apotek Laporan Wartawan Grid.ID, Afif Khoirul Muttaqin Grid.ID  - Pernahkah kamu mengamati logo di sebuah toko apotik atau tempat yang berhubungan dengan pengobatan dan farmasi? Jika Iya, pasti kamu akan melihat sebuah logo yang menunjukan cangkir dan ular di logo tersebut. Jika dipikir lebih dalam mengapa harus ada gambar ular dalam logo terbut?  Bukankah ular justru beracun? Usut punya usut ternyata beginilah sejarah awal mula logo ini digunakan. Ternyata logo ini sudah muncul sejak zaman kuno seperti Dilansir  Grid.ID  melalui Ancientspages. Dalam situs terbut menjelaskan mengapa ular bisa diguakan menjadi simbol di apotik dan dokter. Dalam sejarah, bermula dari seorang tokoh di Mitos Yunani Asclepius yang dijuluki sebagai dewa pengobatan yang mahir dalam bidang medis. Ini sejarah Simbol ular di apotek I...